Banda Aceh – Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) Aceh menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) VI pada Sabtu (18/10) di Aula SDIT Nurul Ishlah Banda Aceh. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid dan dihadiri oleh Pimpinan Pusat (PP) Salimah, Dewan Pengawas Salimah Wilayah (DPSW), Dewan Pengawas Salimah Daerah (DPSD), serta Pimpinan Daerah (PD) Salimah se-Aceh.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Umum Salimah, Siti Rahma Fauzul Muna, yang hadir secara daring. Dalam arahannya, Siti Rahma menyampaikan bahwa Muswil VI Salimah tahun ini dilaksanakan secara serentak dan bertahap di seluruh Indonesia sepanjang bulan Oktober. Wilayah Sumatera menjadi penutup dari rangkaian Muswil Salimah ke-VI di tingkat nasional.
“Muswil serentak ini adalah upaya menyatukan langkah kita dalam menjalankan amanah dakwah di seluruh wilayah. Dengan semangat kebersamaan, kita berharap Salimah semakin solid dan bermanfaat bagi perempuan, anak, dan keluarga Indonesia,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya mengokohkan kepemimpinan, menyatukan gerak, dan mengoptimalkan kemanfaatan program yang berorientasi pada pemberdayaan perempuan dan penguatan ketahanan keluarga. Menurutnya, seluruh pengurus wilayah dan daerah perlu memperkuat tata kelola organisasi yang profesional, amanah, dan akuntabel, serta menjadikan nilai-nilai rabbaniyah seperti keikhlasan, ukhuwah, dan keteguhan dalam dakwah sebagai dasar dalam setiap langkah organisasi.
Selain itu, Siti Rahma juga mendorong seluruh wilayah untuk memperluas kemitraan strategis dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat, guna mengoptimalkan tiga pilar utama program Salimah: dakwah, pendidikan dan pelatihan, serta ekonomi.
“Kontribusi kita dalam dakwah ini semoga menjadi jalan menuju kemenangan di dunia dan akhirat. Kita tengah membangun peradaban Islam yang kokoh, maka semua kontribusi yang kita lakukan tentu akan bernilai di sisi Allah SWT,” tambahnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan Ketua PW Salimah Aceh, Rahmi Suraiya, S.TP. Dalam sambutannya, Rahmi menyampaikan bahwa meski baru setahun memimpin Salimah Aceh, berbagai program telah menunjukkan hasil yang positif. Beberapa program unggulan di antaranya fasilitasi produk halal, Sekolah Keluarga SAMARA, serta pembentukan kelompok-kelompok belajar Al-Qur’an hasil kerja sama antara Salimah dan Sahabat Qur’an.
Sementara itu, Tati Meutia Asmara, S.KH., M.Si., tokoh perempuan Aceh sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, juga memberikan apresiasi atas kiprah Salimah selama 20 tahun eksis di Aceh. Ia menyampaikan bahwa Salimah sudah selayaknya menjadi organisasi perempuan yang tanggap terhadap isu-isu perempuan dan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Aceh bersyariat, dimulai dari ketahanan keluarga.
Dalam kegiatan ini, Rahmi Suraiya turut menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) selama masa kepemimpinannya. LPJ tersebut mendapat apresiasi positif dari PP Salimah yang berharap agar capaian-capaian positif tersebut terus ditingkatkan, terutama di daerah perbatasan agar seluruh PD Salimah dapat aktif dan berdaya.
Sebagai tindak lanjut, Dewan Pengawas Salimah Wilayah (DPSW) Aceh memberikan rekomendasi agar Rahmi Suraiya kembali memimpin PW Salimah Aceh periode 2025–2030. Rekomendasi tersebut diterima dengan baik, dan secara daring PP Salimah langsung melantik Rahmi Suraiya sebagai Ketua PW Salimah Aceh periode 2025–2030.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pelantikan pengurus PW Salimah Aceh 2025–2030 oleh ketua terpilih, serta pelantikan DPSD se-Aceh oleh Ketua DPSW Aceh, Sri Darsina.
Dalam penutupannya, Siti Rahma kembali menegaskan pentingnya memperkuat sinergi dakwah dan memperluas peran Salimah hingga ke tingkat gampong agar keberadaan organisasi benar-benar memberi dampak positif bagi masyarakat. Sementara itu, Ketua PW Salimah Aceh terpilih, Rahmi Suraiya, menyampaikan rasa syukur dan optimisme terhadap peningkatan capaian Salimah ke depan.
“Kerja-kerja Salimah ke depan akan dilakukan secara bersama. Setiap pengurus adalah bagian penting dalam menjalankan roda organisasi. Jika semuanya sejalan, maka capaian yang hari ini terasa mustahil pun akan dapat diraih,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan pembacaan ayat yang menjadi landasan nilai perjuangan Salimah:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)
Ayat tersebut menjadi pengingat bahwa seluruh gerak dan program Salimah harus berlandaskan pada ukhuwah, ketaatan, dan keikhlasan, agar setiap langkah dakwah membawa keberkahan bagi umat.
Editor : Redaksi















