Banda Aceh — Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda berbagai wilayah di Provinsi Aceh dalam beberapa hari terakhir membawa duka mendalam bagi masyarakat. Curah hujan tinggi sejak awal pekan menyebabkan sejumlah sungai meluap dan memicu longsor di beberapa titik rawan. Tidak terkecuali Kota Banda Aceh yang juga ikut terdampak, membuat aktivitas warga terganggu dan memaksa sebagian masyarakat mengungsi untuk sementara waktu.
Di tengah situasi yang cukup memprihatinkan ini, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, menyampaikan komitmen kuatnya untuk memastikan seluruh perangkat daerah dan tim terkait bergerak cepat menangani kondisi darurat tersebut. Ia menegaskan bahwa keselamatan dan kenyamanan warga merupakan prioritas utama, terutama mereka yang terdampak langsung oleh bencana.
“Kami memastikan seluruh OPD dan pihak terkait siaga penuh dan bergerak sesegera mungkin. Setiap warga yang terdampak harus mendapatkan perhatian dan penanganan terbaik. Tidak boleh ada yang terlewatkan, satu orang pun,” ujar Illiza dalam pernyataannya.
Satuan gabungan dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, serta relawan terus memantau titik-titik rawan banjir, membuka layanan posko darurat, dan mengevakuasi warga yang membutuhkan bantuan. Penyediaan logistik, layanan kesehatan, serta pembukaan dapur umum telah disiagakan di sejumlah lokasi yang terdampak cukup parah.
Tidak hanya fokus pada penanganan teknis, Illiza juga mengajak seluruh masyarakat untuk memperbanyak doa serta memperkuat solidaritas antarwarga. Menurutnya, musibah ini merupakan ujian yang harus dihadapi bersama dengan kesabaran dan ketabahan.
“Kita memohon kepada Allah SWT agar bencana ini segera berlalu dan memberikan kekuatan bagi saudara-saudara kita yang terdampak, baik di Banda Aceh maupun seluruh kabupaten/kota di Aceh. Semoga Allah melindungi dan meringankan langkah kita semua. Amin, Allahumma Amin,” ujarnya.
Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Banda Aceh dilaporkan menggenangi permukiman warga, jalan-jalan utama, serta fasilitas umum. Sejumlah kecamatan seperti Kuta Alam, Meuraxa, dan Syiah Kuala masuk dalam wilayah yang mendapatkan pengawasan ekstra dari petugas lapangan.
Di tengah cuaca yang masih berpotensi ekstrem, pemerintah kota mengimbau warga tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan segera melapor jika membutuhkan bantuan. Pemerintah juga mengajak semua elemen masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan, komunitas sosial, dan relawan, untuk terus memperkuat upaya penanganan di lapangan.
Musibah ini kembali menyadarkan pentingnya kolaborasi dan kesiapsiagaan seluruh pihak dalam menghadapi bencana, terlebih Aceh merupakan salah satu daerah dengan curah hujan tinggi dan risiko alam yang cukup kompleks.(**)
Editor : Ayah Mul
