BANDA ACEH —- Dijuluki “Kota 1001 Warung Kopi”, Banda Aceh menjadi saksi tumbuh suburnya budaya ngopi dalam kehidupan masyarakatnya. Di tengah banyaknya pilihan tempat ngopi, hadir Warkop AAN’N Adua Kupi, sebuah warung kopi yang menawarkan lebih dari sekadar secangkir kopi—ia membawa cerita, cita rasa, dan suasana yang khas.

Alamat berlokasi strategis di Jalan Sultan Malikul Saleh, tepat di samping Kantor Harian Rakyat Aceh Lhong Raya Banda Aceh. Warkop AAN’N Adua Kupi menjadi tempat nongkrong favorit baru bagi warga Banda Aceh dan pendatang. Bukan hanya karena rasa kopinya yang khas, tetapi juga karena kisah inspiratif sang pemilik, Andi Nasri.
Pasca tsunami 2004, Andi adalah salah satu yang mendapat kesempatan dari sebuah NGO untuk belajar dan bekerja di Korea Selatan. Di sana, ia mendalami manajemen usaha kecil dan mengenalkan kopi Aceh kepada komunitas internasional. Salah satu jurnalis asal Korea Selatan, Jhonny Lee, bahkan menulis tentang kopi Aceh yang diperkenalkan oleh Andi dalam sebuah artikel berjudul “Kopi Aceh: Beda Rasa, Beda Penyajian.”
Pengalaman tersebut menjadi bekal berharga bagi Andi untuk kembali ke tanah kelahirannya dan mendirikan warkop yang tidak hanya menyajikan kopi, tapi juga membangun ruang kebersamaan dan pertukaran cerita.
“Setelah kembali dari Korea, saya sadar bahwa kopi Aceh bukan hanya soal rasa, tapi soal cerita, budaya, dan kebanggaan. Itulah yang ingin saya bawa ke Adua Kupi,” ujar Andi.

Dengan menu andalan seperti kopi saring, kopi sanger, kopi susu khas Aceh, hingga camilan tradisional, Mie Aceh.Warkop AAN’N Adua Kupi menjadi tempat yang ideal untuk melepas penat, reuni dengan sahabat, atau sekadar menikmati sore hari di Banda Aceh.
Semangat Andi mencerminkan wajah baru generasi muda Aceh yang tak hanya kreatif, tapi juga punya semangat kembali membangun daerah pascabencana. Ia menunjukkan bahwa dari bencana bisa lahir harapan, dan dari secangkir kopi bisa mengalir inspirasi.

Ayo kunjungi Warkop AAN’N Adua Kupi – Rasakan kopinya, dengar ceritanya, dan jadilah bagian dari perjalanan baru kopi Aceh menuju panggung dunia.
Editor : Muliadi