Durian Ternyata Bisa Jadi Terapi: Penelitian Ungkap Manfaat Kesehatan hingga Antikanker

- Jurnalis

Sabtu, 6 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

  • Oleh Sasmi Fadli

ACEH – Durian kembali mencuri perhatian publik, bukan sekadar karena aromanya yang kontroversial, tetapi berkat paparan ilmiah terbaru dari Dokter Dito Anurogo, akademisi dan peneliti molekuler yang menempatkan durian sebagai buah penuh filosofi, nutrisi, sekaligus potensi terapi.

Jejak Sejarah dan Filosofi Sang Raja Buah

Durian (Durio zibethinus) bukan pendatang baru di Nusantara. Catatan kuno abad ke-8, relief Candi Borobudur, hingga prasasti lama menunjukkan bahwa durian pernah menjadi hidangan istana dan simbol kemakmuran.

Alfred Russel Wallace, naturalis penemu teori evolusi bersama Darwin, bahkan menjulukinya “Raja Buah”. Kulitnya keras dan berduri, dagingnya lembut dan manis—seolah mengajarkan filosofi keseimbangan hidup. Dalam budaya Indonesia, durian kerap menjadi ikon kebersamaan: buah yang disantap ramai-ramai, bukan sendirian.

Kandungan Nutrisi yang Mengejutkan

Di balik aromanya yang sering memecah opini, durian menyimpan nilai gizi yang tak main-main. Dalam 100 gram daging durian terkandung sekitar 153 kkal, serat, serta mineral penting seperti Kalium (601 mg) dan Vitamin C (53 mg).

Baca Juga Artikel Beritanya :  Ketika Hukum Bertekuk di Hadapan Kekuasaan

Durian juga mengandung triptofan, asam amino yang berperan dalam produksi serotonin—hormon yang membantu rasa bahagia dan kantuk. Polifenolnya bahkan disebut 15 kali lebih kuat dibanding alpukat dalam aktivitas antioksidan.

Manfaat Terapi: Dari Pencernaan sampai Mood Booster

Menurut Dokter Dito, durian bukan hanya makanan, tetapi bisa menjadi pintu masuk “terapi rasa”. Beberapa manfaat yang disorotnya:

• Mendukung pencernaan berkat kandungan serat
• Menjaga kesehatan jantung dengan bantuan Kalium dan Magnesium
• Meningkatkan imunitas melalui Vitamin C
• Membantu mengatasi insomnia karena triptofan
• Berpotensi sebagai afrodisiak alami (Vitamin B6 & Kalium)

Baca Juga Artikel Beritanya :  Qanun Tambang Rakyat Aceh: Solusi Ekonomi atau Ancaman Bencana Lingkungan?

Meskipun begitu, durian tetap bukan superhero tanpa batas. Ada dosis dan aturan main yang patut diperhatikan.

Dosis Aman, Pantangan Serius

Untuk orang sehat, konsumsi 1–2 biji per hari (sekitar 100–200 gram) dianggap aman. Mereka yang memiliki diabetes atau hipertensi sebaiknya membatasi konsumsi.

Satu larangan tegas yang perlu dicatat:
durian tidak boleh dikonsumsi bersama alkohol.
Kombinasinya bisa menghambat metabolisme alkohol dan memicu gejala seperti mual, muntah, hingga jantung berdebar.

Biji durian mentah juga beracun, sementara konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah.

Potensi Kuliner dan Masa Depan Durian

Durian selama ini dikenal lewat beragam olahan seperti tempoyak, es krim, dodol, hingga minuman. Namun penelitian terbaru membuka pintu lebih luas: durian berpotensi memiliki efek antikanker berkat senyawa asam maslinat, dan ekstraknya mulai diteliti sebagai bahan suplemen antipenuaan.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Istana yang Mati Rasa: Ketika Negara Tidak Mendengar Jeritan Rakyatnya

Beberapa studi memproyeksikan durian sebagai “emas hijau” Indonesia di pasar global, terutama sebagai komoditas pangan fungsional.

 

Durian bukan hanya bagian dari budaya dan kuliner Indonesia, tetapi juga kandidat kuat sebagai sumber nutrisi dan terapi berbasis alam. Dengan penelitian yang terus berkembang, durian kian layak disebut sebagai buah yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memperluas wawasan kesehatan.

Paragraf penutup ini membuat pembaca dapat melihat durian bukan hanya dalam bingkai rasa, tetapi juga dalam bingkai ilmu.

Editor : Ayah Mul

Berita Terkait

Ultimatum Diabaikan, Alat Berat Bertahan: Banjir Besar Aceh 2025 Disebut “Tsunami dari Daratan”
Adli Abdullah: Negara Harus Hadir di Penyeberangan Teupin Mane
Istana yang Mati Rasa: Ketika Negara Tidak Mendengar Jeritan Rakyatnya
Ketika Nyawa Tak Lagi Jadi Prioritas: Aceh Menantikan Pintu Kemanusiaan Dibuka”
Setahun Pemerintahan Prabowo: Arah Perubahan yang Masih Samar
Prestasi Nasional Tak Diindahkan, PAUD Jayawinata dan Krisis Kepedulian Pemko Tangerang
Ketika Reformasi Dipeluk Sang Tersangka: Potret Retaknya Akal Sehat di Republik Ini
Dilema Kekuasaan Setengah Hati, Derita Rakyat Setengah Mati
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 21:50 WIB

Ultimatum Diabaikan, Alat Berat Bertahan: Banjir Besar Aceh 2025 Disebut “Tsunami dari Daratan”

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:23 WIB

Adli Abdullah: Negara Harus Hadir di Penyeberangan Teupin Mane

Rabu, 10 Desember 2025 - 17:40 WIB

Istana yang Mati Rasa: Ketika Negara Tidak Mendengar Jeritan Rakyatnya

Minggu, 7 Desember 2025 - 21:24 WIB

Ketika Nyawa Tak Lagi Jadi Prioritas: Aceh Menantikan Pintu Kemanusiaan Dibuka”

Sabtu, 6 Desember 2025 - 21:35 WIB

Setahun Pemerintahan Prabowo: Arah Perubahan yang Masih Samar

Berita Terbaru