Banda Aceh – Keluhan warga terhadap Telkomsel kembali memuncak. Setiap kali listrik padam di Banda Aceh dan Aceh Besar, jaringan Telkomsel ikut hilang tanpa perlawanan. Situasi ini terasa semakin menyesakkan karena terjadi di tengah kondisi bencana di beberapa wilayah Aceh, ketika komunikasi justru sangat diperlukan untuk koordinasi dan keselamatan warga.
Helmi, warga Aceh Besar, mengaku bingung sekaligus geram. Baginya, perusahaan sebesar Telkomsel semestinya mampu memastikan jaringan tetap hidup melalui pasokan listrik cadangan di setiap Base Transceiver Station (BTS).
“Begitu lampu mati, sinyal Telkomsel ikut mati. Kami sudah sangat kecewa. Telkomsel perusahaan besar dengan keuntungan triliunan, tapi masa siapkan genset saja tidak sanggup? Masyarakat bayar mahal, pelayanan malah makin turun,” ungkapnya.
Helmi menekankan bahwa dalam situasi darurat seperti sekarang, fungsi komunikasi bukan lagi soal kenyamanan, melainkan kebutuhan mendesak untuk keselamatan dan koordinasi. Ia menilai hilangnya jaringan saat listrik padam menunjukkan lemahnya antisipasi.
“Ketika bencana, jaringanlah yang paling dibutuhkan. Bagaimana kami menghubungi keluarga? Bagaimana koordinasi bantuan? Ini bukan permintaan mewah, ini kebutuhan dasar,” tegasnya.
Warga lainnya pun menyampaikan keluhan serupa, mempertanyakan kesiapan Telkomsel dalam memenuhi standar layanan komunikasi yang stabil. Mereka mendesak perusahaan segera memperbaiki sistem cadangan daya agar BTS tetap berfungsi meski listrik padam berjam-jam.
Hingga berita ini diterbitkan, Telkomsel belum memberikan penjelasan resmi terkait penyebab gangguan ataupun langkah perbaikan yang akan dilakukan.
Editor : Redaksi












