BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Media Center Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi menyampaikan perkembangan terbaru penanganan banjir dan longsor di berbagai wilayah terdampak. Informasi ini disampaikan dalam konferensi pers yang dihadiri Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari, Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Ferdiyus, serta Sales Area Manager PT Pertamina Patra Niaga Aceh Misbah Bukhori, Senin (8/12/2025).
Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari menjelaskan bahwa hingga 7 Desember tercatat 921 korban meninggal, 392 orang hilang, dan 975.000 warga mengungsi akibat bencana hidrometeorologi nasional. Khusus Aceh, jumlah korban meninggal meningkat dari 366 menjadi 389 jiwa hingga pukul 16.00 WIB.
“Operasi pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan. Tim di lapangan bergerak menjangkau lokasi-lokasi yang sebelumnya terisolasi,” kata Abdul Muhari.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Ferdiyus melaporkan bahwa dampak terhadap fasilitas kesehatan cukup signifikan. Dari 366 puskesmas di Aceh, sebanyak 50 puskesmas belum dapat beroperasi, termasuk 27 puskesmas di Aceh Tamiang yang terendam banjir.
“Dua rumah sakit di Aceh Tamiang juga belum berfungsi penuh akibat kerusakan alat kesehatan. Kami sudah mengerahkan tenaga kesehatan melalui IDI kabupaten/kota dan mengirim obat-obatan serta bantuan gizi untuk kelompok rentan,” jelas Ferdiyus. Ia menambahkan bahwa RSUD Zainoel Abidin menyiapkan 500–700 tempat tidur untuk menampung pasien rujukan dari wilayah timur dan tengah Aceh.
Dari sisi energi, Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Aceh Misbah Bukhori mengungkapkan bahwa pemulihan suplai BBM telah mencapai 90 persen. Dari total 174 SPBU, masih terdapat 18 SPBU yang belum beroperasi, terutama di wilayah tengah. Rinciannya meliputi:
• Aceh Tengah: 8 SPBU, seluruhnya belum beroperasi
• Bener Meriah: 4 SPBU, belum beroperasi
• Gayo Lues: 7 SPBU, 1 sudah kembali beroperasi
Menurut Misbah, Pertamina menggunakan berbagai cara untuk memastikan BBM dan LPG tetap menjangkau masyarakat terdampak, mulai dari distribusi dengan truk, kendaraan pick-up, jalur udara, hingga rute alternatif. Suplai dari Depot Lhokseumawe juga dialihkan melalui Aceh Barat dan Aceh Barat Daya untuk mempercepat waktu distribusi.
Pemerintah Aceh menegaskan bahwa layanan dasar seperti air bersih, sanitasi, tenaga kesehatan, dan dukungan alat kesehatan tetap menjadi prioritas selama masa tanggap darurat. Koordinasi lintas sektor terus ditingkatkan demi mempercepat pemulihan dan memastikan pelayanan masyarakat dapat kembali berjalan normal.
(SDT–MC Aceh)
Editor : Ayah Mul












