“Desa adalah kunci pemerataan pembangunan. Dana desa jangan terlalu kaku, harus ada fleksibilitas agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” — Nasir Djamil, Anggota Komisi III DPR RI.
Jakarta | Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap pembangunan desa. Hal ini sejalan dengan salah satu butir Asta Gita Presiden Prabowo Subianto, yakni poin nomor 6 tentang membangun dari desa dan dari bawah, guna mewujudkan pemerataan pembangunan serta pemberantasan kemiskinan.
Menurut Nasir, desa merupakan bagian utuh dari pembangunan nasional. Namun, persoalan dana desa seringkali menimbulkan kendala karena sifatnya yang sangat rigid. Alokasi anggaran sudah diatur ketat oleh pemerintah pusat, sehingga kepala desa tidak leluasa memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.
“Kadang masyarakat meminta program tertentu, tapi kepala desa tidak bisa mengakomodir karena tidak ada alokasi dalam aturan dana desa. Akibatnya, kepala desa bingung menghadapi situasi ini,” jelasnya.
Ia juga menyoroti adanya persoalan psikologis dalam pengelolaan anggaran. Misalnya, saat ada permintaan tidak resmi dari suatu institusi atau penyelenggara acara, kepala daerah maupun camat sering berada dalam posisi serba salah. Jika menolak, ada kekhawatiran akan dianggap tidak mendukung, tetapi jika menuruti, bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Karena itu, Nasir menekankan perlunya kehati-hatian serta adanya ruang fleksibilitas dalam penggunaan dana desa. Dengan begitu, masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat dana desa sesuai kebutuhan yang riil di lapangan.
“Ini soal desa, mari sama-sama kita berikan perhatian dan dukungan penuh terhadap program Asta Gita Presiden Prabowo, khususnya poin nomor 6,” tegas Nasir Djamil.
Editor : Joel

![Anggota Komisi III DPR RI, M. Nasir Jamil, [Photo : Pribadi]](https://fanews.id/wp-content/uploads/2025/09/Screenshot_20250918_142938_TikTok-800x804.jpg)










