Banda Aceh – Pemadaman listrik yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir memaksa warga di Banda Aceh dan Aceh Besar mencari berbagai cara agar tetap bisa berkomunikasi. Di tengah keterbatasan pasokan listrik, Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, berubah menjadi salah satu titik andalan masyarakat untuk mengisi daya telepon genggam dan perangkat elektronik lainnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan suasana yang tak biasa. Puluhan warga tampak duduk berkelompok di dalam area masjid, sebagian bersandar di dinding, sebagian lainnya memilih sudut-sudut yang dekat dengan stop kontak. Ponsel, laptop, hingga kabel sambungan listrik terlihat berjajar, menandakan betapa vitalnya listrik bagi aktivitas masyarakat saat ini.
Masjid Raya Baiturrahman yang tetap mendapat pasokan listrik menjadi ruang aman bagi warga untuk tetap terhubung dengan dunia luar. Selain mengecas ponsel, sebagian warga juga memanfaatkan waktu untuk mengakses informasi terkini, berkomunikasi dengan keluarga, hingga menyelesaikan pekerjaan yang bergantung pada koneksi digital.
Salah seorang warga Cot Irie, Kabupaten Aceh Besar, Wawa, mengungkapkan bahwa pemadaman listrik sangat mengganggu aktivitas hariannya. Menurutnya, ponsel kini bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi penopang utama pekerjaan.
“Di rumah listrik mati dari pagi. Sementara handphone sangat dibutuhkan untuk kerja dan komunikasi. Jadi kami ke sini karena masjid tetap menyala dan bisa ngecas,” ujar Wawa saat ditemui, Sabtu (13/12/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut tidak hanya dialaminya seorang diri. Banyak warga dari berbagai wilayah di Banda Aceh dan Aceh Besar mengalami pemadaman serentak, sehingga terpaksa mencari lokasi yang masih memiliki aliran listrik.
“Bukan cuma saya, banyak juga warga lain yang ke sini. Daripada hp mati total, lebih baik ke masjid,” katanya.
Fenomena ini menjadi gambaran nyata dampak pemadaman listrik yang berkepanjangan terhadap kehidupan masyarakat. Di tengah keterbatasan, Masjid Raya Baiturrahman kembali menunjukkan fungsinya bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang publik yang memberi manfaat bagi masyarakat di saat kondisi sulit.(**)
Editor : Ayah Mul












