Banda Aceh – Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatra meninggalkan duka mendalam. Hingga Sabtu (13/12/2025) petang, jumlah korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah menembus angka 1.006 jiwa. Angka ini menjadikan bencana tersebut sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di Sumatra dalam beberapa tahun terakhir.
Data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan korban meninggal terbanyak. Total 415 jiwa dilaporkan kehilangan nyawa akibat banjir dan longsor yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah kabupaten dan kota.
Sementara itu, Sumatra Utara menyusul dengan jumlah korban meninggal sebanyak 347 jiwa. Adapun di Sumatra Barat, korban meninggal tercatat mencapai 241 orang.
Ratusan Orang Masih Hilang
Tragedi belum sepenuhnya berakhir. BNPB melaporkan masih terdapat 217 orang yang dinyatakan hilang di tiga provinsi tersebut. Hingga kini, tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat masih terus melakukan pencarian, meski dihadapkan pada medan berat, cuaca yang tidak menentu, serta akses yang masih terbatas.
Selain korban meninggal dan hilang, bencana ini juga menyebabkan 5.400 orang mengalami luka-luka, mulai dari cedera ringan hingga berat, dan membutuhkan penanganan medis berkelanjutan.
Kerusakan Masif di Puluhan Kabupaten
Dampak bencana tidak hanya menghantam manusia, tetapi juga meluluhlantakkan infrastruktur dan permukiman warga. BNPB mencatat sedikitnya 158.000 rumah mengalami kerusakan, baik ringan, sedang, maupun berat, tersebar di 52 kabupaten yang terdampak.
Kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas vital. Sebanyak 1.200 fasilitas umum dilaporkan rusak, termasuk:
219 fasilitas kesehatan,
581 fasilitas pendidikan,
434 rumah ibadah,
290 gedung atau kantor pemerintahan,
serta 498 jembatan yang putus atau rusak berat.
Rusaknya jembatan dan jalan penghubung menjadi salah satu tantangan utama dalam penanganan darurat, karena menghambat distribusi logistik dan proses evakuasi korban.
Pengungsi Nyaris Satu Juta Jiwa
Besarnya skala bencana tercermin dari jumlah pengungsi yang terus meningkat. Hingga Sabtu petang, total pengungsi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dilaporkan mencapai 902.545 jiwa—nyaris menembus angka satu juta orang.
Ratusan ribu warga kini bertahan di tenda-tenda pengungsian, sekolah, rumah ibadah, dan bangunan sementara lainnya. Kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial menjadi sangat mendesak, terutama bagi anak-anak, lansia, dan kelompok rentan.
Upaya Evakuasi dan Pemulihan Terus Berjalan
Pemerintah pusat dan daerah bersama BNPB terus mengerahkan upaya maksimal dalam penanganan bencana. Selain fokus pada pencarian korban hilang, prioritas juga diberikan pada pembukaan akses jalan yang sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor.
Pemulihan infrastruktur dasar dilakukan secara bertahap agar bantuan logistik dapat menjangkau daerah-daerah terisolasi. Namun, luasnya wilayah terdampak dan beratnya kerusakan membuat proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu panjang.
Duka dan Peringatan Serius
Bencana besar yang melanda Sumatra ini bukan hanya meninggalkan angka statistik, tetapi juga duka mendalam bagi ribuan keluarga yang kehilangan orang tercinta, rumah, dan sumber penghidupan.
Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan serius tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, serta respons cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi bencana alam yang kian sering dan ekstrem.(**)
Editor : Ayah Mul












