Korban Banjir dan Longsor Sumatra Tembus 1.006 Jiwa, Pengungsi Nyaris Satu Juta Orang

- Jurnalis

Sabtu, 13 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh – Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatra meninggalkan duka mendalam. Hingga Sabtu (13/12/2025) petang, jumlah korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah menembus angka 1.006 jiwa. Angka ini menjadikan bencana tersebut sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di Sumatra dalam beberapa tahun terakhir.

Data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan korban meninggal terbanyak. Total 415 jiwa dilaporkan kehilangan nyawa akibat banjir dan longsor yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah kabupaten dan kota.

Sementara itu, Sumatra Utara menyusul dengan jumlah korban meninggal sebanyak 347 jiwa. Adapun di Sumatra Barat, korban meninggal tercatat mencapai 241 orang.

Ratusan Orang Masih Hilang

Tragedi belum sepenuhnya berakhir. BNPB melaporkan masih terdapat 217 orang yang dinyatakan hilang di tiga provinsi tersebut. Hingga kini, tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat masih terus melakukan pencarian, meski dihadapkan pada medan berat, cuaca yang tidak menentu, serta akses yang masih terbatas.

Selain korban meninggal dan hilang, bencana ini juga menyebabkan 5.400 orang mengalami luka-luka, mulai dari cedera ringan hingga berat, dan membutuhkan penanganan medis berkelanjutan.

Baca Juga Artikel Beritanya :  DPRD Sumut Imbau Warga Bijak Bermedia Sosial, Jaga Persaudaraan Aceh–Sumut Tetap Harmonis

Kerusakan Masif di Puluhan Kabupaten

Dampak bencana tidak hanya menghantam manusia, tetapi juga meluluhlantakkan infrastruktur dan permukiman warga. BNPB mencatat sedikitnya 158.000 rumah mengalami kerusakan, baik ringan, sedang, maupun berat, tersebar di 52 kabupaten yang terdampak.

Kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas vital. Sebanyak 1.200 fasilitas umum dilaporkan rusak, termasuk:

219 fasilitas kesehatan,

Baca Juga Artikel Beritanya :  Nasir Djamil: Dana Desa Harus Fleksibel untuk Dukung Program Asta Gita Presiden Prabowo

581 fasilitas pendidikan,

434 rumah ibadah,

290 gedung atau kantor pemerintahan,

serta 498 jembatan yang putus atau rusak berat.

Rusaknya jembatan dan jalan penghubung menjadi salah satu tantangan utama dalam penanganan darurat, karena menghambat distribusi logistik dan proses evakuasi korban.

Pengungsi Nyaris Satu Juta Jiwa

Besarnya skala bencana tercermin dari jumlah pengungsi yang terus meningkat. Hingga Sabtu petang, total pengungsi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dilaporkan mencapai 902.545 jiwa—nyaris menembus angka satu juta orang.

Ratusan ribu warga kini bertahan di tenda-tenda pengungsian, sekolah, rumah ibadah, dan bangunan sementara lainnya. Kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial menjadi sangat mendesak, terutama bagi anak-anak, lansia, dan kelompok rentan.

Upaya Evakuasi dan Pemulihan Terus Berjalan

Baca Juga Artikel Beritanya :  Nagan Raya Juara 1 TTG Aceh 2025, Siap Wakili Provinsi ke Tingkat Nasional

Pemerintah pusat dan daerah bersama BNPB terus mengerahkan upaya maksimal dalam penanganan bencana. Selain fokus pada pencarian korban hilang, prioritas juga diberikan pada pembukaan akses jalan yang sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor.

Pemulihan infrastruktur dasar dilakukan secara bertahap agar bantuan logistik dapat menjangkau daerah-daerah terisolasi. Namun, luasnya wilayah terdampak dan beratnya kerusakan membuat proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu panjang.

Duka dan Peringatan Serius

Bencana besar yang melanda Sumatra ini bukan hanya meninggalkan angka statistik, tetapi juga duka mendalam bagi ribuan keluarga yang kehilangan orang tercinta, rumah, dan sumber penghidupan.

Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan serius tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, serta respons cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi bencana alam yang kian sering dan ekstrem.(**)

Editor : Ayah Mul

Berita Terkait

Dirut PLN Turun Langsung, Pemulihan Listrik Aceh Dipercepat Usai Banjir Rusak SUTT 150 kV
UKW XX PWI Aceh Rampung di Lhokseumawe, 18 Wartawan Dinyatakan Kompeten
Listrik Padam, Masjid Raya Baiturrahman Jadi Tempat Warga Banda Aceh Mengecas Ponsel
Listrik Aceh Belum Normal, Target PLN Pulih Minggu Dipastikan Meleset
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Aceh, Hujan Lebat Berpotensi Hingga 22.53 WIB
Aceh Bergerak Buka Pendaftaran Relawan, Hampir 900 Orang Siap Diterjunkan Pekan Depan
Sinyal Ikut Padam Saat Listrik Mati, Warga Aceh Sindir Telkomsel: ‘Masa Perusahaan Raksasa Tak Mampu Siapkan Genset?
Bupati Bireuen Murka: Calo dan Oknum Nakal di Penyeberangan Kutablang Akan Ditindak Tanpa Ampun
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 14 Desember 2025 - 01:33 WIB

Dirut PLN Turun Langsung, Pemulihan Listrik Aceh Dipercepat Usai Banjir Rusak SUTT 150 kV

Minggu, 14 Desember 2025 - 00:18 WIB

UKW XX PWI Aceh Rampung di Lhokseumawe, 18 Wartawan Dinyatakan Kompeten

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:43 WIB

Korban Banjir dan Longsor Sumatra Tembus 1.006 Jiwa, Pengungsi Nyaris Satu Juta Orang

Sabtu, 13 Desember 2025 - 20:48 WIB

Listrik Aceh Belum Normal, Target PLN Pulih Minggu Dipastikan Meleset

Sabtu, 13 Desember 2025 - 20:35 WIB

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Aceh, Hujan Lebat Berpotensi Hingga 22.53 WIB

Berita Terbaru