Banda Aceh – Memasuki 100 hari kerja, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mulai menunjukkan langkah nyata dalam memulihkan keuangan dan layanan publik di ibu kota Provinsi Aceh.
Salah satu pencapaian paling menonjol adalah penyelesaian utang yang membebani Pemerintah Kota Banda Aceh. Illiza mengungkapkan bahwa dari total utang sebesar Rp39,8 miliar pada akhir 2024, saat ini telah dibayarkan sebesar Rp29,8 miliar atau setara 76,36 persen.
“Alhamdulillah, realisasi pembayaran utang kita sudah mencapai 76,36 persen. Saat ini tinggal menyisakan sekitar Rp9,2 miliar yang akan kita tuntaskan secepatnya,” ujar Illiza dalam konferensi pers di Balai Kota, Kamis malam (22/5/2025).
Langkah serupa juga dilakukan di sektor pelayanan kesehatan. Di bawah kepemimpinan Plt Direktur M. Nurdin, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa bekerja ekstra menuntaskan beban utang yang sempat mencapai Rp48,7 miliar. Hingga 22 Mei, utang rumah sakit tersebut telah ditekan hingga tinggal Rp10,5 miliar.
“Artinya sudah 78 persen lunas. Ini menunjukkan komitmen besar untuk menyehatkan kembali keuangan pelayanan kesehatan di Banda Aceh,” tambah Illiza.
Tak hanya soal utang, Pemerintah Kota Banda Aceh juga bergerak cepat dalam membenahi fasilitas publik. Di RSUD Meuraxa, warga kini bisa menikmati layanan USG gratis bagi ibu hamil serta fasilitas ruang rawat inap yang semakin memadai.
Di sektor ekonomi, geliat juga mulai terasa. Pasar Aceh, yang selama ini dikenal sebagai ikon pusat perdagangan kota, mengalami revitalisasi. Sebelum Illiza dilantik pada 12 Februari lalu, dari total 842 unit toko yang tersedia, hanya 567 unit yang terisi. Sementara 275 unit lainnya dibiarkan kosong tanpa aktivitas.
Setelah pelantikan, wali kota perempuan pertama di Banda Aceh itu langsung menginstruksikan penataan administrasi dan penagihan piutang pedagang. Hasilnya, dari total piutang senilai Rp1,34 miliar sejak 2021 hingga 2024, kini telah tertagih sebesar Rp527 juta atau 39,10 persen.
“Kita ingin menata kembali pasar agar menjadi pusat ekonomi yang aktif, sehat dan menguntungkan untuk semua pihak. Pendataan dan penagihan yang kami lakukan bertujuan membangun kepercayaan dan kedisiplinan,” ujar Illiza.
Ia menegaskan bahwa seluruh sisa utang, baik yang ada di tubuh Pemko maupun RSUD Meuraxa, ditargetkan akan lunas seluruhnya hingga akhir Mei 2025. Ke depan, fokus pemerintahannya akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi UMKM, kesehatan ibu-anak, hingga penataan kota berbasis pelayanan publik yang inklusif dan transparan.
“Ini semua tentu tidak bisa dicapai tanpa kerja sama yang baik antara pemimpin, birokrasi, dan masyarakat. Mari kita bangkit bersama untuk Banda Aceh yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih tertata,” tutupnya.
Editor : Redaksi












