Malang, fanews.id – Suasana hangat penuh keakraban menyelimuti acara Halal Bi Halal Akbar Keluarga Tanah Rencong (KTR) Malang Raya yang digelar di Auditorium Poltekkes Kemenkes Malang, Sabtu (10/5/2025). Kegiatan ini turut dirangkai dengan pelantikan dan pengukuhan pengurus KTR Malang Raya periode 2025–2028.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, hadir langsung dan secara resmi melantik jajaran pengurus baru. Lebih dari 200 warga Aceh di Malang Raya, baik mahasiswa, pelaku usaha, hingga tokoh masyarakat, turut meramaikan kegiatan yang penuh kekeluargaan tersebut.
Dalam sambutannya, Illiza mengapresiasi kekompakan dan semangat kebersamaan warga Aceh di tanah rantau. Ia menekankan pentingnya menjaga citra positif Aceh melalui perilaku yang santun, toleran, dan berintegritas.
“Paguyuban seperti KTR menjadi jembatan penting dalam mempererat ukhuwah dan melestarikan budaya Aceh di luar daerah. Saya harap seluruh anggota KTR bisa menjadi duta Aceh yang menjaga nama baik daerah di mana pun berada,” ujar Illiza.
Ia juga mengajak warga Aceh di perantauan untuk aktif menjalin hubungan baik dengan seluruh elemen masyarakat lokal dan berkontribusi positif di lingkungan sekitar.
“Saya percaya, KTR Malang Raya mampu menjadi teladan dalam membangun jejaring sosial yang kuat, serta memperluas kerja sama lintas daerah untuk kemajuan bersama,” tambahnya.
Illiza pun menyampaikan selamat kepada pengurus baru dan berharap mereka dapat menjalankan amanah dengan baik, serta membawa KTR semakin solid dan bermanfaat.
Sementara itu, Ketua KTR Malang Raya yang baru dilantik, Salahuddin Salam, menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 300 warga Aceh yang terdata tinggal di Malang, dengan sekitar 40 persen di antaranya merupakan pelajar dan mahasiswa.
“Fokus utama kami ke depan adalah mempererat ukhuwah lewat program sosial, keagamaan, dan pemberdayaan ekonomi, terutama di bidang kuliner yang banyak digeluti warga Aceh di sini,” ujar Salahuddin.
Ia juga mengungkapkan bahwa KTR akan segera merenovasi tiga asrama mahasiswa Aceh, yakni Asrama Cut Meutia, Cik Ditiro, dan Pocut Baren, dengan dukungan anggaran dari Pemerintah Aceh sebesar Rp800 juta.
“Kenyamanan mahasiswa adalah prioritas, karena mereka adalah aset masa depan Aceh. Kita ingin hadir sebagai pelindung sekaligus pendamping mereka selama menuntut ilmu di perantauan,” tambahnya.
Acara turut dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kota Malang dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Dewan Pembina KTR Amalia Marzuki, serta ditutup dengan tausiah kebangsaan oleh Ustaz Lukman Hakim.[]
Editor : Redaksi












