Aceh Ubah Limbah Medis Jadi Emas: Strategi Mualem Tambah PAD Rp40,9 Miliar

- Jurnalis

Senin, 29 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertemuan lintas SKPA di Aceh membahas strategi pengelolaan limbah medis B3 sebagai sumber PAD baru

Pertemuan lintas SKPA di Aceh membahas strategi pengelolaan limbah medis B3 sebagai sumber PAD baru

Banda Aceh | Di balik tumpukan jarum suntik dan kantong darah bekas, Pemerintah Aceh melihat peluang emas. Pagi ini, pukul 10.00 WIB di Ruang Potda 2 Lantai 3 Setda Aceh, Senin 29 September 2025, blueprint sentralisasi industri pengelolaan limbah medis B3 resmi diluncurkan.

Langkah ini bukan sekadar agenda birokrasi, melainkan penanda lahirnya paradigma baru: dari limbah menjadi berkah.

Investasi Strategis

Pertemuan bertajuk “Investasi Industri Terkait Pengelolaan Limbah B3” dipimpin Plt. Asisten I Sekda Aceh Drs. Syakir, M.Si, dengan kehadiran Penasehat Gubernur Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri, T. Emi Syamsyumi alias Abu Salam, serta jajaran SKPA terkait.

Keputusan ini disebut sebagai pengejawantahan visi Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem): Aceh Islami, Maju, Bermartabat, dan Berkelanjutan.

Potensi Ekonomi Besar

Baca Juga Artikel Beritanya :  Bintang Bulan Berkibar! Rakyat Aceh Tolak SK Mendagri

Riset komprehensif membeberkan fakta mencengangkan: 68 rumah sakit di Aceh memproduksi rata-rata 2.244 kilogram limbah medis B3 per hari, atau sekitar 819.060 kilogram per tahun.

Dengan tarif pengolahan Rp50 ribu per kilogram, potensi ekonominya mencapai Rp40,9 miliar per tahun, setara 0,168 persen dari total PAD Aceh 2024 yang tercatat Rp24,3 triliun. Sektor yang selama ini dianggap beban justru berpotensi menjadi lokomotif baru keuangan daerah.

Akhiri Ketergantungan ke Sumut

Selama bertahun-tahun, limbah medis Aceh harus “berwisata” ke Medan bahkan Pulau Jawa untuk dimusnahkan, dengan biaya angkut diperkirakan mencapai Rp4,1 miliar per tahun. Dana yang seharusnya berputar di Aceh justru mengalir keluar.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Aksi Demo Berulang Para Ojol dan Sejumlah Tuntutan yang Dibawa

“Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga kedaulatan ekonomi. Kita tidak bisa terus bergantung pada Sumut,” ujar seorang pejabat SKPA yang hadir.

Sesuai Regulasi Nasional

Blueprint pengelolaan limbah medis B3 ini selaras dengan Permenkes No. 7/2019 dan PermenLHK No. 56/2015. Gubernur Mualem mendorong pendirian hazardous waste facility skala provinsi, dengan mandat khusus kepada Abu Salam.

Sebagai Ketua KPA Luwa Nanggroe sekaligus diplomat investasi, rekam jejak Abu Salam—dari fasilitasi sistem pembayaran digital Bank Aceh Syariah hingga negosiasi dengan Petronas dan Petrochina—memberi sinyal bahwa Aceh tidak sekadar berkhayal.

Manfaat Jangka Panjang

Proyek limbah medis B3 bukan hanya bisnis, tetapi juga solusi atas beban anggaran Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Efisiensi pengelolaan limbah memungkinkan pengalihan dana kesehatan untuk memperluas layanan publik.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Danramil 05/Mesjid Raya Hadiri Pelantikan Perwira Transportasi Laut Poltekpel Malahayati

Secara nasional, industri pengelolaan limbah medis bernilai Rp22,1 triliun per tahun dengan pertumbuhan sekitar 6 persen. Indonesia sendiri baru memiliki enam pengolah limbah resmi—lima di antaranya berada di Pulau Jawa—membuka peluang besar bagi Aceh menjadi pionir di kawasan barat.

Momentum Baru Aceh

Senin pagi ini bukan sekadar catatan rapat Setda. Ia menjadi manifesto politik-ekonomi yang menandai tekad Aceh keluar dari ketergantungan pada Sumut.

Mualem meletakkan fondasi, Abu Salam mengartikulasikan diplomasi, dan SKPA menyiapkan instrumen birokrasi. Dari ruang Potda, narasi besar itu digulirkan: limbah tak lagi musibah, melainkan modal baru untuk menyejahterakan rakyat Aceh.

Editor : Redaksi

Berita Terkait

PLN Buka Lowongan Kerja 2025, Lulusan D3-S1-S2 Bisa Daftar Sekarang
Meuseuraya Festival 2025 Sukses Digelar dengan 11 Ribu Pengunjung dan Transaksi UMKM Mencapai Rp2,5 Miliar
Gapembi Aceh Dukung Program Makan Bergizi Gratis UMKM: Sehat, Lokal, Bebas Makanan Pabrik
BI Aceh Gebrak Meuseuraya Festival 2025: Dorong UMKM dan Transaksi Digital
Meuseuraya Festival 2025 Resmi Dibuka: BI Aceh Genjot UMKM & Ekonomi Syariah Digital
Agus Chusaini Resmi Pimpin BI Aceh, Fokus Tekan Inflasi & Pertumbuhan Ekonomi
Wagub Aceh Terima Kunjungan Kedubes Selandia Baru: Bahas Investasi dan Perdamaian
Minat Investasi Emas Meningkat, BSI Catat Pertumbuhan Pesat 2025
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:26 WIB

PLN Buka Lowongan Kerja 2025, Lulusan D3-S1-S2 Bisa Daftar Sekarang

Senin, 29 September 2025 - 20:32 WIB

Meuseuraya Festival 2025 Sukses Digelar dengan 11 Ribu Pengunjung dan Transaksi UMKM Mencapai Rp2,5 Miliar

Senin, 29 September 2025 - 19:30 WIB

Aceh Ubah Limbah Medis Jadi Emas: Strategi Mualem Tambah PAD Rp40,9 Miliar

Minggu, 28 September 2025 - 21:34 WIB

Gapembi Aceh Dukung Program Makan Bergizi Gratis UMKM: Sehat, Lokal, Bebas Makanan Pabrik

Sabtu, 27 September 2025 - 12:07 WIB

BI Aceh Gebrak Meuseuraya Festival 2025: Dorong UMKM dan Transaksi Digital

Berita Terbaru

Jaksa Eksekusi KPK, Syarkiyah, menyerahkan hasil lelang barang rampasan senilai Rp8 miliar ke kas negara di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Nasional

KPK Setor Rp8 Miliar ke Negara dari Lelang Rampasan

Kamis, 2 Okt 2025 - 00:13 WIB

Photo: Net

Ekonomi & Bisnis

PLN Buka Lowongan Kerja 2025, Lulusan D3-S1-S2 Bisa Daftar Sekarang

Rabu, 1 Okt 2025 - 21:26 WIB