BANDA ACEH — Pemerintah Aceh mencatat sebanyak 77 lembaga kemanusiaan dengan 1.960 relawan telah terlibat aktif dalam upaya respons dan pemulihan bencana di Aceh. Data tersebut tercatat resmi di Desk Relawan BNPB dan posko penanganan bencana Pemerintah Aceh.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa keterlibatan lembaga dan relawan berasal dari unsur lokal, nasional, hingga internasional, dan jumlah tersebut berpotensi terus bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.
“Atas nama masyarakat Aceh dan para korban bencana, Gubernur Aceh menyampaikan terima kasih atas niat baik serta kontribusi seluruh lembaga dan relawan yang telah membantu proses pemulihan Aceh,” ujar Muhammad MTA dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan, kehadiran lembaga dan relawan diharapkan dapat memperkuat kerja-kerja kedaruratan dan pemulihan bencana yang saat ini tengah dilakukan oleh berbagai institusi pemerintah, di antaranya TNI, Polri, BNPB, BPBA Aceh, Basarnas, pemerintah kabupaten/kota, serta organisasi kemasyarakatan dan masyarakat secara mandiri.
Sejumlah lembaga yang telah terdata dalam Desk Relawan BNPB untuk Aceh antara lain Save the Children, Islamic Relief, ABF, DH Charity, FKKMK UGM, Mahtan Makassar, Relawan Nusantara, Baznas, EMT AHS UGM, Koalisi NGO HAM, Katahati Institute, Orari, Yayasan Geutanyoe, serta sejumlah lembaga kemanusiaan lainnya.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga secara resmi telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional, seperti UNDP dan UNICEF, dengan mempertimbangkan pengalaman mereka dalam penanganan bencana besar, termasuk tsunami Aceh tahun 2004.
Muhammad MTA menegaskan, Pemerintah Aceh akan terus melakukan berbagai langkah kebijakan strategis dalam upaya pemulihan pascabencana dengan tetap berada di bawah supervisi Pemerintah Pusat.
“Pemerintah Aceh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bersatu dan memperkuat solidaritas agar Aceh dapat bangkit dan pulih dari bencana ini,” pungkasnya.
Editor : Redaksi










