Wali Nanggroe Aceh Jadi Pemateri di ASEAN For the Peoples Conference 2025

- Jurnalis

Senin, 6 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menjadi pemateri dalam ASEAN For the Peoples Conference (AFPC) 2025 di Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menjadi pemateri dalam ASEAN For the Peoples Conference (AFPC) 2025 di Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Jakarta — Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, menjadi salah satu pemateri utama dalam ASEAN For the Peoples Conference (AFPC) 2025 yang digelar di Sultan Hotel & Residence, Jakarta, pada 5 Oktober 2025.

AFPC merupakan forum konsorsium organisasi masyarakat sipil terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Kegiatan ini menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai negara untuk membahas isu perdamaian, kepercayaan, dan stabilitas kawasan.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Babinsa Gampong Jawa Dampingi Personil BNNK Pembersihan Titik Nol Kota Banda Aceh

Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, mengatakan Wali Nanggroe hadir didampingi Staf Khusus Dr. Muhammad Raviq. Dalam sesi tersebut, ia menjadi pemateri bersama Amb. Nelson Santos (Penasihat Presiden Timor-Leste), Imam (PCOL) Ebra M. Moxsir (Ret.) (Presiden Dewan Imam Nasional Filipina), dan Debbie Stothard, pendiri ALTSEAN Burma. Moderator acara ialah jurnalis Malaysia, Amy Chew.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Gubernur Aceh, Terima Kunjungan Silaturahmi Danlanal Simeulue

Dalam pemaparannya, Wali Nanggroe menekankan bahwa Asia Tenggara membutuhkan kepercayaan, bukan dominasi, untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Ia menegaskan, pengalaman rekonsiliasi Aceh menjadi bukti bahwa konflik paling keras sekalipun bisa diakhiri melalui dialog dan kepercayaan.

“Fasilitator internasional memang memberi ruang netral, tetapi penggerak utama perdamaian adalah tekad bangsa Indonesia dan rakyat Aceh sendiri,” ujar Wali Nanggroe.

 

Baca Juga Artikel Beritanya :  Makin Menarik Dikoleksi, Saham BRIS Tembus 2.000

Ia menambahkan, rekonsiliasi tidak bisa dipaksakan dari luar, namun harus lahir dari inisiatif lokal dengan dukungan internasional yang bersifat melengkapi, bukan mendominasi.

Menutup sesi, Wali Nanggroe menegaskan bahwa perdamaian Aceh yang bertahan hampir dua dekade menjadi contoh nyata bagaimana kepercayaan dapat membangun kembali kehidupan dan masa depan yang damai di Asia Tenggara.

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Pemkab Aceh Besar Hadiri Peringatan Maulid dan Peusijuk Ketua PWI Pusat di Banda Aceh
Perumda Tirta Aneuk Laot Kota Sabag
Mualem Paparkan Peluang Investasi Aceh Kepada Investor Timur Tengah di Makkah
Dr (c) Chaidir, SE.MM Pamit dari Samsat Wilayah V Lhokseumawe, Siap Jalani Amanah Baru di Dinas Sosial Aceh
Biro PBJ Setda Aceh Gelar Pelatihan Dasar Peningkatan Kompetensi KPA dan PPTK
Kapolda Aceh Kunjungi RSUDZA: Polisi dan Dokter Mitra Strategis Layanan Kemanusiaan
Kekayaan Menpora Baru Capai Rp 2,3 T
HUT TNI ke-80, Yonif 117/Ksatria Yudha Gelar Bakti Teritorial Prima di Kota Jantho
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 20:12 WIB

Pemkab Aceh Besar Hadiri Peringatan Maulid dan Peusijuk Ketua PWI Pusat di Banda Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:27 WIB

Perumda Tirta Aneuk Laot Kota Sabag

Jumat, 17 Oktober 2025 - 12:19 WIB

Mualem Paparkan Peluang Investasi Aceh Kepada Investor Timur Tengah di Makkah

Senin, 6 Oktober 2025 - 15:05 WIB

Wali Nanggroe Aceh Jadi Pemateri di ASEAN For the Peoples Conference 2025

Jumat, 26 September 2025 - 19:37 WIB

Dr (c) Chaidir, SE.MM Pamit dari Samsat Wilayah V Lhokseumawe, Siap Jalani Amanah Baru di Dinas Sosial Aceh

Berita Terbaru

Parlementerial

DPRK Terima Dokumen Raqan APBK 2026 Dari Eksekutif

Senin, 10 Nov 2025 - 20:25 WIB