Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar SP
FANEWS.ID | Dinas Pertanian Aceh Besar sudah melaksanakan musyawarah turun sawah rendengan (mugo thoen) 2020-2021 di gedung Dekranasda setempat pada Senin, 2 November 2020.
Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Aceh Besar Mawardi Ali itu sudah menentukan jadwal pelaksanaan turun sawah serentak yaitu pada November hingga Desember 2020 di seluruh Aceh Besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar SP mengatakan, tujuan pelaksanaan rapat tersebut guna menentukan terget turun ke sawah serta adanya koordinasi dengan lintas sektor.
“Kita menentukan jadwal supaya bisa tanam serentak di seluruh kabupaten Aceh Besar,” kata Jakfar usai mendampingi bupati memimpin jalannya musyawarah.
Dalam rapat tersebut, Pemerintah Aceh Besar juga membahas mengenai daerah persawahan yang memiliki irigasi teknis, irigasi perdesaan dan mandiri agar dapat menyesuaikan dengan waktu yang
Jakfar menyampaikan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera mengairi air irigasi ke persawahan.
Sistem pelepasan air nantinya ditetapkan jadwalkan untuk setiap kecamatan di Aceh Besar, sehingga air irigasi dapat dibagikan secara merata.
“Kalau memang ada irigasi yang belum berjalan bagus, maka nanti akan diperbaiki oleh pihak PUPR,” ujarnya.
Selama ini, kata Jakfar, banyak daerah persawahan di Aceh Besar yang memang tidak memiliki irigasi. Tetapi, pemerintah sudah membantu dengan mesin pompa, atau pompanisasi yang dibuat atas bantuan Kementerian Pertanian RI.
“Kedepan, kita juga akan terus melakukan koordinasi ke setiap kecamatan terkait rencana turun sawah ini, dan langsung dikoordinasikan oleh camat masing-masing,” ucapnya.
Selain itu, Jakfar menyampaikan, mengenai para petani yang gagal panen pada 2019 lalu, Pemkab Aceh Besar telah menyiapkan proses ganti rugi berupa bantuan pembajakan sawah dan memberikan bibit secara gratis.
“Khusus bagi petani gagal panen tahun lalu, kita bantu membajak sawah gratis dan memberikan bibit gratis, dan data mereka sudah kita pegang, ini tidak bisa ditambah lagi,” ujarnya.
Sedangkan untuk petani yang tidak mengalami gagal panen tahun lalu, lanjut Jakfar, pemerintah juga sedang berusaha mengusulkan bantuan benih padi kepada Kementerian Pertanian. Jika diberikan maka akan secepatnya disalurkan. Tetapi jika tidak pihaknya meminta maaf dengan sebesar-besarnya.
“Tapi kita terus berusaha, kita sudah buat proposal dan menghubungi pihak Kementerian. Bahkan kita juga sudah mengusulkan untuk perluasan areal tanam baru, khusus untuk lahan kering yang cetak sawah yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucapnya.
Jakfar menambahkan, kegagalan panen tahun lalu rata-rata daerah persawahan yang menggunakan irigasi mandiri, dan hujannya juga rendah. Sedangkan yang irigasi teknis pada umumnya tidak mengalami kegagalan.
“Dalam setahun ada dua kali musim tanam, yaitu rendengan dan musim garapan kedua (gadu). Rendengan biasanya saat curah hujannya sedikit lebih tinggi,” tutur Jakfar.