Banda Aceh | Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan menggelar peringatan 16 tahun Tsunami Aceh dengan agenda utamanya adalah “tafakur” dan “tasyakur” dalam bentuk doa, zikir bersama, santunan anak yatim dan tausiyah yang akan disampaikan oleh Syekh Ali Jaber.
Peringatan secara seremonial akan dilaksanakan di dua tempat bersamaan, yaitu Stadion Harapan Bangsa dan Anjong Monmata, Banda Aceh, Sabtu 26 Desember 2020.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin, SE, M.Si, Ak mengatakan, selama 16 tahun terakhir, Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Pusat dan dukungan masyarakat internasional telah banyak melakukan berbagai kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk membangun Aceh lebih baik pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dampak buruk akibat bencana tsunami yang terjadi tanggal 26 Desember tahun 2004 silam masih melekat dalam ingatan para korban yang selamat hingga saat ini, dan Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh menjadi media efektif untuk membangun semangat untuk selalu bangkit dan mendukung pembangunan Aceh pasca bencana. Namun, peringatan kali ini digelar bersamaan dengan terjadinya penyebaran virus Corona atau Covid-19, sehingga perlu dilakukan secara terbatas, tapi tidak mengurangi makna spiritual peringatan itu sendiri” kata Jamaluddin.
Jamaluddin mengatakan, meskipun kejadian tsunami di Aceh telah menyisakan kenangan buruk bagi korban dan juga masyarakat Aceh lainnya yang tidak berdampak secara langsung, namun semangat masyarakat Aceh dari tahun ke tahun semakin membaik dan mampu bangkit kembali menyongsong kehidupan yang lebih baik secara ekonomi dan sosial budaya.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama stakeholder terkait lainnya setiap tahun melaksanakan kegiatan peringatan tsunami sebagai wujud refleksi dan semangat untuk membangun Aceh kembali pasca bencana melalui 4 filosofi, yaitu refleksi, apresiasi, mitigasi dan juga promosi Aceh.
“Peringatan 16 Tahun Tsunami adalah untuk merefleksikan kejadian Tsunami yang maha dahsyat agar menjadi pelajaran bagi masyarakat Aceh, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat nasional dan internasional atas segala dukungan dan solidaritas global untuk Aceh dan momentum untuk selalu membangun semangat mitigasi bencana. Peringatan ini juga menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh untuk menjaga peninggalan tsunami sebagai media pembelajaran dan sebagai destinasi wisata Tsunami (memory tourism) bagi wisatawan, “ tutup Jamal.
Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, M.Bus mengatakan, untuk tahun ini di tengah pandemic Covid-19 yang sedang melanda Indonesia khususnya dan dunia umumnya, kegiatan Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh digelar secara sederhana dengan jumlah tamu undangan yang terbatas dengan mengusung tema “Refleksi Tsunami dan Kekuatan Masyarakat Aceh Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.”
“Karena sedang dalam keadaan pandemi Covid-19, maka peringatan 16 Tahun Tsunami tersebut akan digelar secara sederhana melalui pendekatan daring atau online dan luring atau offline dengan kegiatan tausiyah yang akan disampaikan oleh Syekh Ali Jaber,” kata Rahmadhani.
“Masyarakat dihimbau untuk mengikuti acara ini dengan menonton secara langsung di Live Streaming Kanal Disbudpar Aceh, Serambi On TV, Metro TV, Inews TV, dan Puja TV,” katanya.
Selain itu, Rahmadhani menjelaskan, khusus untuk acara di Stadion Harapan Bangsa sebagai lokasi utama peringatan akan mengundang sekitar 300 orang tamu undangan yang terdiri dari Forkopimda Aceh, bupati/walikota, Kepala SKPA, Pimpinan DPRA dan DPRK Kota Banda Aceh, Organisasi Masyarakat, para Ulama dan Tokoh Masyarakat.
Sementara, di Anjong Monmata akan mengundang 100 (seratus) orang anak yatim untuk acara santunan dan tanggal 24 Desember 2020 direncanakan akan dilakukan pembagian nasi kotak sebanyak lebih kurang 250 kotak oleh Ibu Gubernur Aceh, Dr. Ir, Dyah Erti Idawati, MT kepada masyarakat wilayah pesisir di kawasan Lampuuk, Syiah Kuala dan Ulhe Lheu sebagai bentuk rasa solidaritas.
“Kegiatan Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh juga akan menerapkan protokol Kesehatan secara ketat melalui prinsip 4M yaitu; Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menghindari Kerumunan. Selain itu, juga akan disediakan masker, handsanitizer, desinfektan, sabun cair, alat pendeteksi suhu tubuh, tempat cuci tangan, tim medis, bekerjasama dengan pihak Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan tim keamanan, “ sebut Rahmadhani.
Mari kita semua bermunajad kepada Allah SWT agar penyebaran Covid-19 segera berakhir dan kehidupan kembali normal seperti sedia kala, dan kita bisa bangkit kembali membangun Aceh, khususnya industry pariwisata Aceh melalui semangat pariwisata halal yang “rahmatan lil ‘alamin” (**).