Foto: Peta Aceh (By Leslie Zolman/Wikimedia Commons)
FANews.id | Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan antara Indonesia dengan UEA bakal ada sederet investasi yang masuk ke Indonesia. Salah satunya proyek resor pariwisata di Aceh.
Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazroui melakukan kunjungan kerja ke Jakarta pada hari Jumat kemarin. Serangkaian perjanjian bisnis ditandatangani oleh kedua negara selama kunjungan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perjanjian tersebut merupakan bagian dari kesepakatan senilai US$ 22,9 miliar atau setara Rp 327,47 triliun (kurs Rp 14.300) yang ditandatangani selama kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo di Abu Dhabi pada bulan Januari tahun lalu.
Kesepakatan investasi yang juga mencakup energi, infrastruktur dan pertambangan, dipandang sebagai yang terbesar dalam sejarah Indonesia.
Proyek pengembangan resor pariwisata, yang menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bernilai antara US$ 300 juta hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun hingga Rp 7,15 triliun, diharapkan akan dimulai di kabupaten Aceh Singkil pada bulan Mei mendatang.
Aceh, provinsi semi-otonom di ujung barat laut Pulau Sumatera, merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang memberlakukan Syariah.
“Saya pikir dalam waktu dua bulan, kita bisa melihat kemajuan proyek ini di kawasan Singkil,” kata Luhut.
Menanggapi pertanyaan dari Arab News, Al-Mazroui mengatakan bahwa beberapa pulau di lepas pantai utama Aceh telah diidentifikasi untuk menjadi resor tersebut.
“Mudah-mudahan tim bisa merampungkannya dan kita akan melangkah ke tahap selanjutnya untuk mendapatkan kesepakatan yang pasti,” katanya.
Perjanjian proyek tersebut ditandatangani oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Direktur Eksekutif Murban Energy Amine Abide. Murban Energy merupakan sebuah perusahaan UEA yang portofolio investasinya mencakup pengembangan resor mewah di Maladewa dan Seychelles.
Menurut pernyataan Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, salah satu pertimbangan untuk mengembangkan proyek di Aceh adalah hanya berjarak lima jam dari UEA dengan menggunakan pesawat. Dia mengatakan Abide telah mengunjungi sembilan pulau di Kabupaten Aceh Singkil yang masuk dalam daftar proyek.
Lalu siapa sebenar perusahaan yang mengincar pulau di Aceh tersebut? Baca di halaman berikutnya.
Perusahaan yang akan masuk dalam proyek itu adalah Murban Energy. Direktur Eksekutif Murban Energy Amine Abide telah melakukan penandatangan perjanjian proyek dengan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Melansir portal resmi Kemlu, Murban Energy sendiri dimiliki oleh pengusaha PEA, Mohamed Thani Al-Rumaithi yang juga merupakan Ketua KADIN Abu Dhabi. Selain berinvestasi di sektor energi, Murban Energy juga menanamkan modalnya pada pengembangan kawasan wisata mewah, antara lain di Maladewa dan Seychelles.
Murban Energy sangat tertarik untuk dapat mengembangkan kawasan wisata mewah sejenis di Aceh karena jarak tempuhnya yang hanya 5 jam dari PEA, selain itu keindahan pulau-pulau di Aceh juga tidak kalah dengan pulau-pulau di Maladewa.
Aceh juga dipilih salah satu alasannya karena provinsi itu merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam dan memberlakukan hukum syariah.
Proyek ini diperkirakan bernilai antara US$ 300 juta hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun hingga Rp 7,15 triliun. Diharapkan akan dimulai di kabupaten Aceh Singkil pada bulan Mei mendatang.
Sumber : Detik