FANEWS.ID – Untuk Tangani bencana alam banjir terjadi sejak dua pekan terakhir di Kabupaten Aceh Tenggara. Penjabat (Pj) Bupati Syakir mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).
“Pelayanan dasar bagi warga terdampak bencana banjir yang terjadi selama sepekan terakhir telah kita lakukan Namun banjir yang terjadi berulang, membutuhkan waktu dalam penanganan,” sebut Pj Bupati Syakir melalui Kepala Dinas Kominfo Zul Fahmy.
Dijelaskan, pengerahan seluruh OPD dilakukan sejak hari pertama banjir, kajian cepat dilakukan seperti pendataan dampak banjir. Begitu juga menyerahkan sejumlah alat berat untuk mengurai titik penyumbatan yang mengakibatkan banjir di pemukiman masyarakat.
“Sesuai standar operasional prosedur, Pemda melalui BPBD dan Dinas Sosial juga mendirikan dapur umum, menyalurkan bantuan masa panik berupa sandang dan pangan. Penyediaan air bersih oleh PDAM Tirta Agara melalui penempatan sepuluh Hidran Umum (HU) di beberapa lokasi,” sebutnya.
Begitu juga menindaklanjuti penangan banjir yang terjadi, Dinas PUPR dan BPBD Aceh Tenggara bergerak cepat mengurai material-material yang menghambat jalur air. Seperti upaya pemindahan sedimentasi dan material yang turun bersama banjir di ruas jalan Kutacane-Lawe Sigala-Gala di Desa Kuning I, Kecamatan Bambel.
” Pada 22 Agustus 2023, BPBD dan BNPB juga telah menyalurkan 90 paket bantuan ke Kuta/Desa Maha Singkil, Kecamatan Bukit Tusam. Di hari yang sama, Dinas Sosial telah mendirikan dapur umum di 3 titik di Kecamatan Bambel, Lawe Sumur, dan Bukit Tusam,”
Sementara pada 24 Agustus 2023 Dinas PUPR telah memperbaiki jembatan putus di Kute/Desa Lawe Hijo Ampera, Kecamatan Lawe Sumur. Serta penutupan tanggul jebol di 3 titik di Kute Lesung, Teger Miko, dan Buah Pala. Dinas Kesehatan juga telah mendirikan pos pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir,” jelasnya.
Bahkan Hingga hari ini, bantuan dari BPBD dan Dinas Sosial masih terus disalurkan, berupa selimut, gula pasir, matras, susu, mie instan, dan makanan siap saji disalurkan di 3 titik Desa/Kute Seri, Desa/Kute Lesung, dan Lawe Hijo.
“Memang kita tidak bisa seratus persen memprediksi perubahan iklim dan cuaca seperti yang terjadi begitu cepat belakangan ini. Apalagi kerusakan lingkungan yang dampaknya baru saat ini kita hadapi,” tambah Zul Fahmy.
Berdasarkan data Perkim, banjir juga telah mengakibatkan kerusakan 13 tanggul dan satu saluran irigasi yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Babussalam, Bambel, Lawe Alas, dan Lawe Sigala-Gala. Sepanjang 2.805 meter dengan perkiraan kerugian mencapai Rp 736 juta. Selain itu, tercatat kerusakan pada Daerah Irigasi (DI) Kutambaru, Lawe Sumur, Lawe Hijo, Seri, Likat, Lawe Dua, dan Maha Singkil/Lapter. Dengan kerusakan 5 hingga 50 persen.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara, sebelumnya juga telah melayangkan surat nomor 610/331 tanggal 7 Juni 2023 berupa Usulan Kegiatan Pengendalian Banjir kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Begitu juga laporan ke Gubernur Aceh melalui surat bernomor 360/495/BPBD pada 21 Agustus 2023. Serta upaya penanggulangan banjir diterbitkan Keputusan Bupati Nomor 360/144 tanggal 21 Agustus 2023 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Alam berdampak 10 Kecamatan.
Bencana Alam Banjir juga kembali dikeluarkan Keputusan Bupati nomor 360/146 bertanggal 21 Agustus 2023 tentang Pembentukan Tim Komando Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Aceh Tenggara.
Dan surat Nomor : 610/510 tanggal 24 Agustus perihal Permohonan Pelaksanaan Restorasi dan Normalisasi Sungai Alas, yang ditujukan kepada Menteri PUPR.
“Rusaknya lahan pertanian, Pemkab juga telah meminta bantuan bibit padi dan jagung serta Sarana Produksi kepada Menteri Pertanian RI. Sesuai surat Bupati Nomor : 521/489 tanggal : 21 Agustus 2023,” menjelaskan.
Seraya menghimbau kepada masyarakat khususnya yang terdampak banjir agar bersabar dan tetap waspada terhadap banjir yang sulit diprediksi kapan waktu dan tempatnya pungkasnya. .(*)
sumber: InfoPublik