Banda Aceh —Dalam amanat apel pagi, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Drs H Amiruddin MA, sampaikan sejumlah poin penting terkait eksistensi dan kiprah para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam apel di halaman Kanwil, Amiruddin ajak jajaran untuk terus berinovasi, sembari meningkatkan kualitas kerja dan kualitas improvisasi dalam memberikan layanan bagi umat.
Kabag TU, dalam apel Senin (22/2/2021), juga ajak jajaran Kementerian Agama akan pentingnya untuk mewariskan sejumlah gebrakan bagi generasi mendatang, sebagaimana warisan kebaikan dan terobosan dari generasi sebelum kita, buat kita sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amiruddin yang pernah menjabat Kakankemenag Banda Aceh, Kakankemenag Aceh Jaya, dan Kakankemenag Nagan Raya, sebutkan bahwa kita mesti tinggalkan kesan dan bekas-bekas (atsar) yang baik bagi umat selanjutnya.
“Selain kualitas kerja dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat, kita juga dituntut meninggalkan atsar-atsar seperti para pembangun bangsa yang sudah berinovasi dengan gebrakan-gebrakan,” lanjut Kabag TU di depan para Kabid, para Pembimas, serta peserta apel.
H Amiruddin sebutkan sejumlah teladan gebrakan atau atsar dari, misalnya tokoh Aceh masa lalu.
Para pembangun Aceh seperti almarhum Prof Dr Ibrahim Hasan, telah menelurkan dan wariskan lembaga di jenjang aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB) di Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar, untuk pengembangan kualitas dan potensi keagamaan anak Aceh.
Untuk lahirkan teknokrat yang siap berkompetisi, didirikannya lembaga SMA Modal Bangsa (Mosa) di Jalan Blang Bintang Aceh Besar.
“Guna untuk pengembangan di ajang musabaqah, misalnya didirikan Madrasah Ulumul Quran (MUQ) di Pagar Air Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar,” imbuhnya.
“Sebagaimana mereka yang telah wariskan, mari kita juga tinggalkan “bekas-bekas” atau atsar yang selalu dikenang umat,” ajaknya.
“Prof Ali Hasymy dan kawan-kawan sebelum itu juga telah menelurkan ide dan gebrakan dengan membangun institusi dua sayap: IAIN yang sekarang menjadi UIN untuk disiplim ilmu keagamaan; dan Unsyiah untuk disiplin ilmu umum yang sekarang bernama USK,” contohnya.
“Untuk pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan sumber daya hutan dengan nilai-nilai keislaman didirikan STIK Tgk Chik Pantekulu di sebelahnya,” urainya.
Kabag TU jelaskan, bahwa memang Kemenag juga lebih memfokuskan aspek layanan non fisik. Namun sejumlah gebrakan yang di luar tugas dan tugas pokok, terus dinanti.
Kabag TU sebutkan bahwa untuk jalankan tupoksi, ASN telah diatur regulasi, bersama 15 Nilai Dasar ASN dan 12 Kode Etik ASN. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN.
“Kita di Kemenag juga miliki lima budaya kerja yang sarat akan muatan inovatif dan penuh kebersamaan,” ujarnya, dikaitkan dengan kondisi umat dan level dalam manajemen di akhir zaman (dengan tanda-tanda kiamat) ini.
Kabag TU sebutkan, bahwa dalam manajemen kita dibagi dalam level top leader, middle leader, dan low leader (manager yang paling atas, posisi di tengah, dan jajaran yang di bawah).
“Jadi sebenarnya bicara masalah disiplin dan sebagainya telah selesai, tinggal kita telurkan inovasi dan gebrakan yang berkesan bagi sesama,” pungkasnya.
Sumber: Kemenag Aceh