KOTA JANTHO – Memasuki Musim Tanam (MT) Rendeng, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Simpang Tiga Aceh Besar melakukan tanam padi perdana bersama petani pada masa tanam ke-2 Tahun 2024 di Persawahan Blang Pinto Paya, Gampong Batee Linteung Kecamatan Simpang Tiga, Jum’at (01/11/2024).
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar Jakfar SP MSi membenarkan telah dimulainya masa tanam rendeng di beberapa wilayah di Aceh Besar termasuk kawasan kecamatan Sukamakmur hingga Simpang Tiga Aceh Besar. “Kita telah menerima laporan dari para penyuluh, beberapa kawasan sudah mulai tanam, sementara di beberapa wilayah lainnya sedang persemaian benih,” ujarnya.
Jakfar mengapresiasi para penyuluh yang ikut terjun langsung bersama para petani dalam proses persemaian, penanaman, menjaga tanaman dari serangan hama dan lain sebagainya. “Para penyuluh memang memiliki peran sangat penting dan selalu melekat dengan aktifitas Pertanian, sehingga selalu tahu persoalan dan keluhan petani,” kata Jakfar.
Kawasan persawahan Blang Pinto yang merupakan wilayah binaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simpang Tiga Dinas Pertanian Aceh Besar telah memasuki masa tanam yang pertama kali melakukan penanaman perdana.
Koordinator BPP Simpang Tiga Khaidir SP mengatakan, para penyuluh lapangan sedang terjun langsung untuk membantu petani, serta dibekali dengan materi PUTS dan Pengelolaan OPT. Materi Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) itu bertujuan untuk membekali PPL dan Petani dalam mengukur kadar atau jumlah kandungan pupuk N, P dan K serta kondisi pH tanah pada sawah. Dengan penggunaan alat dan bahan PUTS tersebut penyuluh dapat merekomendasikan jumlah pupuk yang dibutuhkan petani pada setiap musim tanam.
“Dengan PUTS ini kita dapat mengefesiensi penggunaan pupuk disawah, denga dosis yang tepat sesuai kebutuhan padi, maka hasilnya pun meningkat dan petani pun tidak berlebihan penggunaan pupuk, contoh kasus yang di Desa Batee Lintueng itu sendiri, penggunaan pupuk Urea atau N malah bisa membuat tanaman padi itu tidak bagus tumbuh berkembang karena tanahnya yang terus-menerus terendam air sehingga kondisi tanahnya menjadi asam ” jelasnya.
Sementara untuk kasus di kawasan sawah Blang Pinto Paya Desa Batee Linteung yang tanahnya dominan asam, direkomendasikan penggunaan Kapur Dolomit dengan tujuan menetralkan PH tanah dari asam menjadi netral, kemudian penggunaan abu sisa pembakaran ditempat persemaian guna pencegahan hana, penggunaan pupuk organic Magnesuim Indrapuri sejak pengolahan tanah sampai sebelum pindah tanam guna meningkatkan kesuburan tanah dan imun tanaman padi serta aplikasi Pestisida Nabati dalam pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
“Pengunaan Pestisida Kimia itu sendiri juga direkomendasi ketika serangan OPT berada diatas ambang keseimbangan, dan itu tetap dalam monitoring petugas itu sendiri dengan pertimbangan konsep pertanian berkelanjutan (Agriculture Sustainable),” ujarnya.
Sementara Penyuluh Pertanian Lapangan Marlina, terlihat turun langsung kedalam sawah untuk ikut menanam padi bersama petani binaannya. Marlina sendiri memiliki tiga desa binaan di dalam wilayah Kecamatan Simpang Tiga, yaitu, Desa Batee Lintueng, Nya dan Krueng Mak.
“Sangat bersyukur, saat ini kami bisa ikut menanam bersama petani. Selain itu kita juga berkesempatan mengikuti bimbingan teknis terkait dua materi penting yaitu PUTS dan Pengelolaan OPT,” sebutnya.(**)
Editor : Mul