Sekda Aceh, Taqwallah, didampingi Kadinkes Aceh, Hanif, Kepala Biro Kesra, Usamah El-Madny, dan Kepala Biro Humpro Setda Aceh Muhammad Iswanto, meninjau penerapan Prokes dan program Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (BEREH) di RSIA Aceh, Banda Aceh, Jum’at, (22/1/2021).
*Pemerintah Aceh Gelontorkan Dana Rp 17 Miliar untuk Benahi RSIA Agar Berstandar Nasional
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Banda Aceh (fanews.id) — Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, mengingatkan kepada seluruh pegawai di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh, supaya mengedepankan kekompakan atau kolektifitas dalam bekerja, terutama dalam melakukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Selain itu, kebersihan ruang kerja juga perlu terus ditingkatkan serta menjadi budaya kerja itu sendiri.
Hal itu disampaikan Sekda Taqwallah saat meninjau pelaksanaan program Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (BEREH) di salah satu Rumah Sakit milik pemerintah tersebut pada Jum’at, (22/1/2021).
Turut mendampingi Sekda Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Aceh, Usamah El-Madny, dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Dokter Taqwallah, dalam arahannya menyampaikan tentang pentingnya membangun budaya kerja secara baik. Karena hal itu akan berdampak secara paralel pada perubahan sikap dan perilaku pegawai dalam pencapaian produktivitas kerja ke arah yang lebih baik dan efektif. “Jika ada masalah jangan hanya lapor saja, tapi benahi bersama-sama dengan mengendepankan kekompakan,” kata Sekda.
Dengan, etos kerja yang baik serta semangat kebersamaan, tutur Sekda, sangatlah penting, guna menciptakan kenyamanan bekerja dan masyarakat pun akan terlayani dengan baik. “Kenapa kalau di praktek semua bisa dilakukan (pelayanan kesehata dengan baik)? tapi giliran saat di RS kita tidak bisa seperti itu. Mari kita tanyakan pada diri kita dan benahi itu, sehingga RSIA ini bisa lebih baik lagi ke depan,” ujar Taqwa.
Sebelumnya, Taqwa juga turut menelusuri sejumlah ruangan mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang poli anak, poli gigi, dan ruang kebidanan atau bersalin. Dalam pantauannya Sekda Aceh itu masih mendapati beberapa fasilitas yang tidak tertata rapi, seperti kabel peralatan medis yang berserakan, dan meja pelayanan yang tampak rusak.
“Fasilitas pelayanan seperti kursi dan meja harus semuanya rapi dan seragam, kita harus berikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, letakkan bunga di setiap meja agar tampak lebih segar, hijau dan asri,” kata Sekda.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh yang juga Plt Direktur RSIA, Hanif mengatakan, secara fasilitas RSIA masih banyak kekurangan, mulai dari tenaga pelayanan hingga dokter spesialis, dan ruang poliklinik yang relatif kecil.
Hal ini menjadi sebuah kendala dalam melakukan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat. Namun demikian, ia mengungkapkan di tahun 2021 Dinas Kesehatan Aceh sudah mengalokasikan anggaran untuk pembenahan RSIA dengan total nilai sebesar Rp 17 miliar, yakni Rp 2 miliar untuk pemugaran atau renovasi ruangan dan fasilitas di RSIA.
Sedangkan sisanya sebesar Rp 15 miliar di anggarkan untuk pengadaan ruang operasi yang sesuai dengan standar kesehatan nasional. “Ruang operasi kita masih belum mencukupi standar, tapi tahun ini akan kita benahi. Perbaikan akan terus kita usahakan dengan harapan akan sangat membantu dalam mempercepat pelayanan pasien,” pungkas Hanif.
Peninjauan itu, menerapkan protokol kesehatan yakni, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak guna mencegah penularan covid-19.[]