Banda Aceh| Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar rapat kerja dengan Dinas PUPR Aceh pada Rabu, 30 April 2025, di Banda Aceh. Dalam rapat tersebut, Anggota DPRA Munawar AR, yang akrab disapa Ngohwan, mempertanyakan kelanjutan pembangunan Jembatan Pango dan jalan tembus ke Jalan Nasional Soekarno-Hatta.
Ngohwan mengenang saat pembangunan ruas jalan Prof. Ali Hasymi dari Simpang BPKP hingga Jembatan Pango, yang dulunya kawasan sepi, namun setelah jalan dibuka, kawasan tersebut berkembang pesat. “Ekonomi tumbuh, pengusaha UMKM bertambah, dan sekarang menjadi salah satu kawasan favorit kuliner,” ujarnya Ketua Fraksi PKB DPR Aceh.
Menurut Ngohwan, hadirnya jalan ini meningkatkan koneksivitas pengembangan kawasan bagi Aceh dan memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat, serta mendukung pengembangan kawasan Kota Banda Aceh. “Diharapkan dengan selesainya pembangunan Jembatan Pango, kawasan tersebut dapat semakin berkembang dan menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Banda Aceh.”
Kepala Dinas PUPR Aceh, Mawardi ST MT, menjelaskan bahwa pembangunan ruas jalan tersebut masih terkendala pembebasan lahan yang harus dituntaskan. “Butuh anggaran sekitar Rp 60 miliar untuk pembebasan lahan dan bangunan yang terdampak. Akumulasi kebutuhan anggaran agar pembangunan jembatan dan jalan ini tuntas sekitar Rp 300 miliar,” ungkapnya.
Mawardi berharap dukungan semua pihak, termasuk Bupati Aceh Besar, untuk penetapan lokasi agar pembangunan Jembatan Pango dan jalan tembus ini bisa diwujudkan. Jalan Jembatan Pango tersebut akan ditembuskan ke Jalan Soekarno-Hatta, depan Pendopo Wali Nanggroe.[*]
Editor : Redaksi















