Agar Tak Salah Informasi di Masyarakat, Zulfikar Aziz Minta Penemuan Batu Kuno Jalan Tol di Lambada Lhok Diteliti dan Libatkan Tokoh Setempat

- Jurnalis

Jumat, 12 Februari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz, Sumber foto : serambinews.com

Kota Jantho – Informasi penemuan batu nisan kuno di sekitar area proyek Tol Sibance, Gampong Lambada Lhok, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar begitu cepat beredar ditengah masyarakat.

Sayangnya, informasi tersebut belum didukung dengan data valid, namun kadung tersebar kabar bahwa batu nisan itu peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam.

Sehingga menimbulkan beragam reaksi dan persepsi dikalangan warga.

“Sebenarnya, dikonfirmasi dulu ke saya selaku Geuchik (kepala desa) Lambada Lhok. Meski saya tidak bisa menjelaskan, tapi kita di desa masih punya orang tetua yang perlu kita minta penjelasan,” jelas Geuchik Lambada Lhok, Kadir pada media media, Kamis 11 Februari 2021.

Menurut Kadir, informasi yang sudah beredar luas dimasyarakat terkesan menyudutkan pihak proyek Tol Sibance, yang seolah-olah nisan tersebut terkena proyek.

“Padahal, nisan yang ditemukan sekarang itu bukan disitu tempatnya, tapi sekitar 12-15 meter ke arah laut. Itu karena dibawa air tsunami,” ungkap Kadir.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Karo Humas Aceh : Vaksinasi Massal Hari ke-10 Capai 1.270

Kadir menceritakan, sebelum gempa dan tsunami 2004 lalu, memang telah ada batu nisa yang persis seperti ditemukan tadi. Namun tidak ada respon pihak terkait untuk dilakukan kajian lebih dalam.

“Saya meminta untuk dilakukan kajian mendalam, namun juga berharap proyek tol dilanjutkan,”harapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz, SE meminta pihak yang akan melakukan kajian terhadap batu nisan kuno itu untuk melibatkan tokoh masyarakat setempat.

Menurunya, tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tersebut juga perlu dilibatkan agar dalam kesimpulan yang diputuskan itu telah mewakili dari berbagai pihak.

“Perlu melibatkan Arkeolog, saksi sejarah, tokoh masyarakat Lambada Lhok dan Dinas terkait,” harap Zulfikar Aziz.

Nah, sebelum hasil kajian dipublikasikan pihak tadi, Zulfikar meminta para pihak untuk tabayyun, cek and ricek dan melihat langsung ke lokasi penemuan serta meminta informasi dari tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Tekan Penyebaran Covid 19, TNI Babinsa Ini Ajak Masyarakat Disiplin Prokes Aceh Besar – Sebagai upaya yang

“Perlu juga melibatkan arkeolog dan melanjutkan musyawarah dengan tokoh masyarakat setempat guna memilih opsi alternatif yang baik, pilih yang kecil mudharat, besar manfaat,” harapnya.

Lebih lanjut, Politisi Muda PKS itu meminta dalam penilitian nantinya melibatkan Arkeolog, saksi sejarah dan  tokoh masyarakat gampong  Lambada Lhok untuk mamastikan kebenaran situs  karena masih ada informasi simpang siur dari berbagai sumber bahwa nisan tersebut dibawa oleh air tsunami 2004 lalu.

Katanya, jika kemudian hasil kesimpulan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh, bahwa nisan tersebut adalah situs makam Kerajaan, maka harus di pagar atau dikasih tanda. Namun, pembangunan jalan tol harus dilanjutkan tanpa harus kehilangan situs sejarah

“Kita mendorong pihak berkompeten untuk turun langsung ke lapangan memastikan keberdaan situs tersebut, dalam hal ini otoritas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh, supaya tidak ada keresahan masyarakat dengan informasi yang simpang siur,” ungkap Sekretaris DPD PKS Aceh Besar ini.

Baca Juga Artikel Beritanya :  Yusran Yunus MA: KABY Harus Banyak Belajar dan Berkata Jujur

Diberitakan sebelumnya, Situs Makam Purbakala Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Proyek Jalan Tol Kajhu yang disebut dari Kesultanan Aceh Darussalam

Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengaku sangat terkejut dengan kabar bahwa pihak pembangunan proyek Jalan Tol Kajhu berencana merusak dengan memindahkan kompleks situs purbakala tersebut.

Ketua Peusaba Mawardi Usman mengingatkan bahwa dalam proyek pembangunan jalan Tol Pandaan Malang Jawa Timur tahun lalu juga telah ditemukan situs sejarah purbakala, kemudian jalan tol diubah dan digeser, hal yang sama harusnya juga dilakukan untuk melindungi makam purbakala di Kawasan Situs Sejarah Kajhu Aceh Besar.***(Kontras Aceh)***

Berita Terkait

“Viral! Oknum Inspektorat Aceh Besar Diduga Peras Geuchik Rp. 10 Juta Lebih
KPK Periksa Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta terkait Kasus LPEI
Imigrasi Sabang Jalin Kerja Sama dengan Media NOA untuk Perkuat Publikasi Pelayanan
PWI Kalsel Siap Dampingi Keluarga Jurnalis Juwita, Kapolda Beri Atensi Khusus
ICMI Aceh Beri Santunan Kepada Dhuafa dan Anak Yatim di Tiro, Pidie
Kemkomdigi Percepat Penyediaan Internet untuk Pesantren-Madrasah di Aceh
Klarifikasi Terkait Pemberitaan Pertemuan Forum Paguyuban Mahasiswa Dan Pemuda Aceh (FPMPA) Dengan Kepala OJK Aceh
PT BNA Peringati HUT IKAHI ke-72 dengan Bagi Santunan, Ceramah Agama, dan Buka Puasa Bersama
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 13:50 WIB

“Viral! Oknum Inspektorat Aceh Besar Diduga Peras Geuchik Rp. 10 Juta Lebih

Selasa, 15 April 2025 - 14:53 WIB

KPK Periksa Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta terkait Kasus LPEI

Jumat, 11 April 2025 - 15:14 WIB

Imigrasi Sabang Jalin Kerja Sama dengan Media NOA untuk Perkuat Publikasi Pelayanan

Rabu, 26 Maret 2025 - 00:03 WIB

PWI Kalsel Siap Dampingi Keluarga Jurnalis Juwita, Kapolda Beri Atensi Khusus

Minggu, 23 Maret 2025 - 22:20 WIB

ICMI Aceh Beri Santunan Kepada Dhuafa dan Anak Yatim di Tiro, Pidie

Berita Terbaru

Keterangan Foto: Wagub Aceh, Fadlullah dan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, berbincang hangat Kamis, 17 April 2025. (Foto: Humas BPPA)

Pemerintah Aceh

“Wagub Aceh dan Dubes UEA Bahas Investasi Strategis di Aceh”

Kamis, 17 Apr 2025 - 23:04 WIB