Dirjen Kementanpan RI (satu kiri) dan kadis Pertanian Aceh Besar (empat dari kiri) menyaksikan pemgoperasian pomponisasi di salah satu lokasi persawahan di Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Rabu (24/2) foto: ist
FANews.id | Seluar 600 hektar lahan sawah warga di tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, kini sedang mengalami kekeringan. Menindaklanjut laporan petani Pemerintah Salurkan Pompanisasi.
Kekeringan yang melanda dalam sebulan terakhir telah mengakibatkan sejumlah lahan sawah warga yang telah terisi tanaman padi menderita kekeringan. Tampak sejumlah bagian petak sawah sudah retak dan juga ada sebagian kecil tanaman padi juga ikut kering ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, SP kepada media ini yang dikonfirmasi, jumat (26/2) mengatakan bahwa pemerintah sudah dan akan menyalurkan mesin pompa untuk sejumlah kelompok tani yang sedang mengalami krisis air tersebut. Mesin jenis desel tersebut diberikan dengan status pinjam pakai.
“Dua hari lalu baru kita salurkan lima unit mesin kapasitas empat inci pipa out put dan dalam waktu dekat ini jumlah mesin akan kita tambahkan,” kata Jakfar.
Lanjut Jakfar, saat ini kondisi kekeringan lahan sawah terjadi di kecamatan Kuta Cot Glie, Seulimum dan Baitussalam. Namun, kondisi tersebut belum termasuk “puso”, bila hujan turun dalam beberapa hari kedepan, dipastikan kekeringan tersebut dapat teratasi secara alami.
“Mudah-mudahan segera turun hujan, supaya kekeringan itu dapat teratasi dan tanaman warga kembali pulih,” harap Jakfar.
Sebelumnya, salah seorang petani dari kecamatan Seulimum, melaporkan kepada media ini tentang kekeringan yang dialami oleh dirinya dan sejumlah petani lainnya di Kecamatan tersebut. Ia berharap kepada pemerintah untuk dapat mengupayakan pembangunan bendungan untuk mengairi ratusan hektar sawah di kawasan dimaksud, sebagaimana yang pernah dikeluhkan pada tahun tahun sebelumnya
“Solusinya hanya dapat terjawab dengan adanya pembangunan bendungan, jika tidak keresahan petani dikawasan kami masih saja menjadi “makanan” rutin tiap musim tanam berlangsung,” demikian tutur Muhammad Nur.
Di bagian lain, M Nur atas nama Petani Sawah di Seulimum, juga berpesan kepada pemerintah, Aceh Besar, Provinsi Aceh dan Pemerintah pusat untuk dapat menganalisa kembali terkait pembangunan bendungan di kawasan Gampong Jawi Seulimum.
Menurut M.Nur, Pembangunan Bendungan tersebut hanya akan memberikan kekecewan baru bagi petani setempat, sebab tidak mampu menjawab keluhan petani setempat.
Ia menyarankan pihak terkait untuk dapat menelaah kembali terkait lokasi rencana titik pembangunan Bendungan tersebut, supaya manfaat juga dapat diterima oleh Petani di kecamatan Seulimum.
“Kita berharap bila bendungan dibangun manfaat juga dapat dirasakan oleh warga seulimum, maka salah satu solusinya dengan memindahkan lokasi bendungan ke arah hulu sungai tersebut,” demikian sarannya.
Sumber: ABN.id