• Ampon Aiyub: Apresiasi Tinggi Kepada Bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota•
Banda Aceh – Ibarat kata pepatah “hasil tidak akan mengkhianati proses”, begitulah ungkapan yang tepat menggambarkan dua sosok yang membawa Banda Aceh terus gemilang sampai saat ini. Ialah Aminullah Usman dan Zainal Arifin, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh.
“Meskipun pelayanan belum sesempurna yang kita harapkan, namun kondisi saat ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari sebelum-sebelumnya,” kata Dirut PDAM Tirta Daroy, atau yang kerap disapa Ampon Aiyub, Rabu 7 Juli 2021, di kantor dinasnya.
Ia mengungkapkan, Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Aminullah Usman dan Zainal Arifin menaruh atensi khusus terhadap penyelesaian permasalahan layanan air bersih. Tak tanggung-tanggung, puluhan miliar dana telah dikucurkan untuk PDAM Tirta Daroy guna membenahi persoalan klasik Ibu Kota Provinsi Aceh.
Isu pelayanan air bersih pula yang menjadi salah satu komitmen Amin-Zainal pada masa kampanye untuk diselesaikan. Sejak 2017 hingga 2020, pemko sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp 61 miliar untuk penuntasan problem air bersih, “namun tak cukup hanya di situ, Bapak wali terus menganggarkan untuk problema air bersih sampai hari ini.”
Ia pun merinci alokasi anggaran yang dikucurkan pihaknya dalam empat tahun terakhir. Totalnya sudah Rp60 miliar lebih, dengan uraian pemko memplot anggaran sebesar Rp 8,7 miliar pada awal jabatan Amin – Zainal, pada 2017 lalu. Kemudian, pada 2018 Rp 6 miliar, 2019 Rp 15 miliar, dan 2020 Rp 30 miliar.
“Dan PDAM pun mandiri menambahkan dana untuk pembenahan ini. Kita khususkan dana puluhan miliar tersebut digunakan seutuhnya untuk membenahi persoalan air bersih, mulai dari pangkal hingga ujung pelayanan,” ujar Ampon Aiyub.
Selama ini, PDAM turut melakukan peremajaan jaringan perpipaan yang rusak, bocor, atau usang terus dilakukan, termasuk penertiban sambungan liar. “Ini hal yang cukup berat, namun ini tanggung jawab yang tak kalah penting karena jaringan perpipaan di kota kita sudah sebegitu semrawut sedari lama,” katanya.
Kemudian, Aminullah pun fokus dalam perbaikan bendung karet di Krueng Aceh yang menjadi sumber air baku Water Treatment Plant (WTP) PDAM Tirta Daroy di Lambaro, Aceh Besar, juga sudah beberapa kali dilakukan. Bendungan karet itu kerap bocor dimakan usia sehingga mengurangi debit air baku.
“Sesuai arahan wali kota, kita terus melobi pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai I Sumatra. Alhasil, bendungan ini akan diadakan pada 2022 nanti,” ungkapnya.
Di penghujung 2020, lanjutnya, pihaknya merampungkan dua proyek vital, yakni Booster Pump Reservoir Taman Sari dan uprating WTP Lambaro. Reservoir Taman Sari berkapasitas 3.000 meter kubik dan dilengkapi empat booster pump untuk melayani 20 ribuan pelanggan di empat kecamatan. Sementara WTP Lambaro telah di-upgrade kapasitas produksinya dari 500 menjadi 800 liter per detik. Kualitas airnya juga semakin baik.
“Pada masa ketiga tahun pemerintahan Amin – Zainal, kita diamanahkan untuk memenuhi kebutuhan air di Pasar yang baru saja dibangun, yaitu pasar Al Mahirah dan kawasan sekitarnya. Kita pun akan menuntaskan proyek reservoir di Lampulo,” kata Ampon Aiyub optimis.
Dan target selanjutnya pada 2022, PDAM pun berencana akan membangun reservoir baru lagi berkapasitas 10 ribu meter kubik.
“Pada periode terakhir pemerintahannya, Aminullah pun tak mengendurkan tekad dan komitmennya dalam pembenahan layanan air bersih. Peningkatan pelayanan pun menjadi hal utama sedari beliau menjabat. Kami bangga dan turut menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak Wali dan Wakil Wali Kota,” ucapnya.
Ampon menyinggung tekad Aminullah dalam sebuah kesempatan, yang katanya terkait pelayanan air bersih, PDAM Tirta Daroy juga harus jadi yang terbaik dan role model di Aceh, bahkan Indonesia.
Dirut PDAM Tirta Daroy ini juga mengklaim bahwa cakupan pelayanan PDAM Tirta Daroy saat ini sudah mencapai 98 persen lebih dengan jumlah pelanggan sekira 52 ribu sambungan.
“Perlahan tapi pasti, kami akan terus memberikan yang terbaik kepada pelanggan kami, khususnya warga Kota Banda Aceh. Dukungan dan saran menjadi modal utama bagi kami membenahi sektor air bersih di kota ‘Gemilang’ ini,” pungkasnya.[ADV]